REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan penjaga gawang sekaligus kapten timnas Denmark, Peter Schmeichel, menyebut keputusan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk melanjutkan laga Denmark kontra Finlandia sebagai keputusan konyol. Hasil pada laga itu, tutur Schmeichel, sudah tidak lagi relevan dan tidak bisa lagi dijadikan patokan.
UEFA terpaksa menunda laga Denmark kontra Finlandia usai kolapsnya Christian Eriksen pada pengujung babak pertama. Gelandang serang timnas Denmark itu terjatuh sebelum menerima bola hasil lemparan ke dalam di sebelah kanan pertahanan Finlandia.
Sempat dilaporkan tak sadarkan diri dan mendapatkan prosedur CPR atau resusitasi jantung paru di atas lapangan, Eriksen akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Laga itu sempat tertunda selama dua jam, sebelum akhirnya kembali dilanjutkan.
UEFA sempat menyebut, permintaan untuk melanjutkan pertandingan kedua penyisihan Grup B itu datang dari para pemain kedua kesebelasan. Eriksen, yang sudah sadar dan berada di rumah sakit, juga dikabarkan meminta rekan-rekan setimnya untuk melanjutkan laga tersebut.
Namun, keputusan UEFA ini mendapatkan kritikan keras dari Schmeichel, kiper yang memimpin Denmark merengkuh gelar juara Euro 1992.
"Itu keputusan yang konyol dari UEFA. Mereka seharusnya berusaha untuk menerapkan skenario yang berbeda dan menunjukan sedikit rasa belas kasih, ternyata mereka memilih untuk tidak melakukan hal tersebut,'' tutur Schmeichel kepada BBC, dikutip Reuters, Ahad (13/5).
Mantan penjaga gawang Manchester United itu juga mempertanyakan opsi yang disodorkan UEFA kepada kedua tim pascapenundaan laga tersebut. Sebelumnya, kedua kesebelasan ditawarkan dua opsi terkait kelanjutan laga tersebut. Opsi pertama, laga tersebut dilanjutkan pada Sabtu (12/6) malam, atau pada Ahad (13/6) siang waktu setempat.
Laga itu akhirnya dilanjutkan pada Sabtu (12/6) malam waktu setempat dan berujung pada kemenangan Finlandia, 1-0, lewat gol semata wayag Joel Pohjanpaolo pada menit ke-60. Schmeichel menilai, hasil di laga itu sudah tidak relevan lantaran timnas Denmark dianggap tidak berada dalam posisi yang memungkikan dari segi psikologis setelah salah satu pemainnya kolaps di atas lapangan.
"Itu dapat menjadi dua jam terburuk dalam karier sepak bola saya. Sesuatu mengerikan telah terjadi. Kemudian, UEFA memberikan pilihan, melanjutkan laga atau kembali tampil pada Ahad siang. Keputusan macam apa itu. Hasil di laga itu sudah tidak relevan. Maksud saya, bagaimana Anda bisa bermain?,'' ujar Schmeichel, yang merupakan ayah dari kiper timnas Denmark saat ini, Kasper Schmeichel.